Monday, December 27, 2010

Kebahagiaan sebagai pilihan

http://www.greenwarmsoul.blogspot.com/


Pada suatu zaman di Tiongkok, hiduplah seorang jenderal besar yang
selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itulah, ia dijuluki "Sang
Jenderal Penakluk" oleh rakyat. Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran,
ia dan pasukannya terdesak oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih
banyak.

Mereka melarikan diri, namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada
saat itu para prajurit Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin
menyerah kepada musuh saja. Sang Jenderal segera mengambil inisiatif, "Wahai
seluruh pasukan, menang-kalah
sudah ditakdirkan oleh dewa-dewa. Kita akan menanyakan kepada para
dewa, apakah hari ini kita harus kalah atau akan menang. Saya akan
melakukan tos dengan keping keberuntungan ini! Jika sisi gambar yang muncul,
kita akan menang. Jika sisi angka yang muncul, kita akan kalah! Biarlah
dewa-dewa yang menentukan!" seru Sang Jenderal sambil melemparkan
kepingnya untuktos.

Ternyata sisi gambar yang muncul! Keadaan itu disambut histeris oleh
pasukan Sang Jenderal, "Hahaha… dewa-dewa di pihak kita! Kita sudah pasti
menang!!!" Dengan semangat membara, bagaikan kesetanan mereka berbalik
menggempur balik pasukan lawan. Akhirnya, mereka benar-benar berhasil
menunggang-langgangkan lawan yang berlipat-lipat banyaknya.

Pada senja pasca-kemenangan, seorang prajurit berkata kepada Sang
Jenderal, "Kemenangan kita telah ditentukan dari langit, dewa-dewa begitu
baik terhadap kita."

Sang Jenderal menukas, "Apa iya sih?" sembari melemparkan keping
keberuntungannya kepada prajurit itu. Si prajurit memeriksa kedua sisi keping
itu, dan dia hanya bisa melongo ketika mendapati bahwa ternyata kedua
sisinya adalah gambar.

Memang dalam hidup ini ada banyak hal eksternal yang tidak bisa kita
ubah; banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita. Namun
demikian, pada dasarnya dan pada akhirnya, kita tetap bisa mengubah
pikiran atau sisi internal kita sendiri: untuk menjadi bahagia atau menjadi
tidak berbahagia. Jika bahagia atau tidak bahagia diidentikkan dengan
nasib baik atau nasib buruk, jadi sebenarnya nasib kita tidaklah
ditentukan oleh siapa-siapa, melainkan oleh diri kita sendiri. Ujung-ujungnya,
kebahagiaan adalah sebuah pilihan proaktif.

"The most proactive thing we can do is to 'be happy'," begitu kata
Stephen R. Covey dalam buku '7 Habits'.(SM)

1 comment: