Seorang penulis bernama Marry Ann Bird
mengisahkan tentang masa kecilnya yang begitu menyentuh dalam bukunya Whisper
Test. Dia menulis, “Saya bertumbuh dengan keadaan sadar betul bahwa saya
berbeda, dan saya membencinya. Saya lahir dengan keadaan langit-langit mulut
tidak sempurna, dan ketika saya mulai sekolah, teman sekolah saya membuat saya
sadar betul bagaimana mereka melihat saya: seorang gadis kecil dengan cacat di
bibirnya, hidung yang bengkok, gigi miring, dan cara bicara yang
aneh.”
“Ketika teman sekelas saya bertanya, ‘Apa
yang terjadi dengan bibirmu?’ Saya akan mengatakan kepada mereka bahwa saya
jatuh dan sepotong kaca membuat bibir saya seperti ini. Bagaimanapun lebih mudah
diterima cerita mengalami kecelakaan daripada saya dilahirkan dalam keadaan yang
berbeda. Saya begitu yakin bahwa tidak ada yang bisa mengasihi saya selain
keluarga saya.” “Hingga suatu saat, ada seorang guru di kelas dua yang begitu
kami kagumi – namanya Ibu Leonard. Dia pendek, bulat namun periang – seorang
wanita yang mempesona.”
Secara rutin, sekolah kami melakukan tes
pendengaran. Bu Leonard memberikan tes pendengaran kepada setiap anak di kelas,
dan akhirnya tiba giliran saya. Saya tahu bagaimana tes pendengaran dilakukan
karena sudah pernah mengalaminya di kelas satu. Kami berdiri menghadap pintu dan
menutup satu telinga, dan guru duduk dimejanya dan akan membisikkan sesuatu
dimana kami harus mengulanginya kembali – seperti “langit berwarna biru” atau
“Apakah Anda memiliki sepatu baru?” Saya menunggu kalimat apa yang Tuhan taruh
di mulutnya. Kemudian dia mengucapkan tujuh kata yang mengubah hidup saya, “Saya
harap kamu adalah gadis kecil saya.” (Dikutip dari Larson, hal
90).
Seperti Mary Ann Bird, setiap orang
dilahirkan dengan sebuah kekurangan. Namun mari kita belajar seperti Ibu
Leonard, tidak melihat kekurangan dari hidup orang lain namun menyatakan kasih
yang tulus sebab setiap orang berharga dan mulia di hadapan
Tuhan.
Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan
mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai
gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
Yesaya 43:4
Pengakuan Seorang Gadis Cacat